Photobucket

Rabu, 28 November 2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pakan pada Ternak


BAB I
PENDAHULUAN
Proses makan (feeding) adalah aktivitas yang komplek, yang meliputi mencari makanan, mengamati, pergerakan, aktifitas sensorik, memakan dan mencerna. Dalam saluran pencernaan makanan dan zat-zat makanan diserap dan dimetabolismekan. Semua proses ini dapat mempengaruhi konsumsi makanan dalam jangka pendek (short term basis). Namun demikian perlu diperhatikan bahwa, pada ternak dewasa kebutuhan pokoknya (berat tubuhnya) relatif konstan, walaupun makanan tersedia ad libitum. Dengan demikian konsep jangka pendek-jangka panjang dalam mengontrol konsumsi harus diperhatikan. Walaupun sistem kontrol ini sama pada setiap jenis ternak, namun ada perbedaan antar spesies yang tergantung pada pada struktur dan fungsi saluran pencernaannya.
Untuk menghasilkan performan produksi yang tertinggi, ternak memerlukan nutrien. Nutrien ini dibutuhkan untuk hidup pokok (maintenance) dan berbagai produksi (production). Faktor yang harus diperhatikan adalah jumlah makanan yang diberikan, semakin banyak jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari, akan semakin memberikan kesempatan untuk menghasilkan produksi tinggi. Peningkatan produksi yang diperoleh dari konsumsi makanan yang lebih tinggi biasanya berkaitan dengan peningkatan efesiensi proses-proses produksi, sehingga proporsi untuk kebutuhan pokok menurun sedangkan produksi meningkat.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Insting/naluri (kebutuhan tubuh)
            Tingkah laku ternak yang kebutuhan pakan sudah terpenuhi tapi ada zat nutrisi yang ia butuhkan tidak terdapat pada pakannya seperti kelinci yang memakan kotoran pertamanya di pagi hari, ayam yang mematuk-matuk kerikil, sapi yang menjilat air seninya sendiri dan lain-lain.

2.2. sensor lapar kenyang
a. kimia (kandungan glukosa dalam darah atau gula darah)
            Hipotalamus mengatur berbagai pengeluaran zat makanan dari makanan dalam saluran pencernaan, penyerapan serta transportasi zat-zat makanan. Berdasarkan teori khemostatik, peningkatan konsentrasi substansi tertentu memberikan signal untuk berhenti makan, sebaliknya jika konsentrasi rendah menyebabkan ternak akan mulai makan. Glukosa merupakan indikator yang menentukan kenyang atau lapar bagi ternak. Jika konsentrasi glukosa darah rendah dan disuntik dengan insulin maka ternak akan merasa lapar. Sebaliknya setelah makan konsentrasi glukosa akan meningkat dan ternak akan berhenti makan.

Mekanisme pengaturan gula darah diilustrasikan pada berikut:


Reseptor glukosa diduga terletak di hipothalamus. Hipotalamus dapat memonitor kadar glukosa baik di pembuluh vena maupun arteri. Penelitian yang lain menunjukan bahwa receptor tersebut saluran pencernaan dan hati. Sebagai bukti bahwa jika glukosa disuntikan di usus atau di sistem portal hepatik menyebabkan menurunan intake pakan yang lebih besar dibandingkan jika disuntikan di sirkulasi periperal. Dugaan lain yang mengatur komunikasi saluran pencernaan dan otak adalah hormon peptida cholecystokinin. Hormon ini dikeluarkan jika asam amino dan asam-asam lemak mencapai duodenum, dan ini merupakan kerja hipothalamus



b. fisik (kapasitas rumen atau lambung ternak)
Interaksi antara efek mekanistis makanan dalam lambung atau rumen (berupa distensi atau penggembungan lambung oleh makanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu seperti Kolesistokinin dari usus halus. Sehingga ternak akan merasa kenyang.
           
2.3. Thermostatik
Teori ini berlandasan bahwa ternak akan makan untuk mempertahankan panas dan akan berhenti makan untuk mencegah hyperthermia. Panas yang diproduksi dari hasil pencernaan dan metabolisme makanan adalah merupakan signal dalam pengaturan makan. Thermoreceptor sensitif terhadap perubahan panas yang terjadi di anterior hipothalamus dan juga di periperal kulit. Sebagai bukti, pada daerah panas ternak akan mengurangi makannya untuk menurunkan produksi panasnya.

2.4. palatabilitas, tekstur dan rasa
            Penginderaan penglihatan, penciuman, perabaan dan perasa memiliki peran yang penting dalam menstimulasi selera makan manusia, dan mempengaruhi jumlah makanan yang dicerna. Pada hewan penginderaan memiliki peran yang lebih kecil dari pada manusia. Palatabilitas adalah derajat kesukaan pada makanan tertentu yang terpilih dan dimakan. Pengertian palatabilitas berbeda dengan konsumsi. Palatabilitas melibatkan indera penciuman, perabaan dan perasa. Pada ternak peliharaan memperlihatkan prilaku mengendus (sniffing) makanan.
Kebanyakan hewan memiliki preferensi menyukai makanan tertentu, terutama jika memiliki kesematan memilih. Contohnya, anak babi muda lebih menyukai larutan gula dibandingkan air, sementara unggas tidak bisa membedakan rasa manis, tapi tidak dapat mencerna larutan garam dengan konsentrasi berlebih.



BAB III
KESIMPULAN
            Banyak faktor yang mempengaruhi ternak untuk mengkonsumsi pakan. Kapasitas rumen atau lambung, naluri atau insting ternak yang kekurangan zat nutrisi tertentu, keadaan lingkungan yang menyebakan ternak harus mempertahankan suhu tubuhnya, palatabilitas, tekstur, dan rasa mempengaruhi dorongan ternak untuk mengkonsumsi pakan.




DAFTAR PUSTAKA
http://aminuddin01.wordpress.com/2009/09/24/bagaimana-kita-merasa-lapar-dan-kenyang-mengapa-kita-perlu-merasakan-lapar/

Tidak ada komentar:

Photobucket
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...