KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Identitas nasional merupakan ciri khas dari sebuah
negara. Tetapi banyak yang sudah melupakan budaya asli yang mencerminkan
ciri khas negaranya. Untuk itu diperlukan solusi akan masalah memudarnya
identitas nasional di kalangan masyarakat. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih mempunyai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Dengan
demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk
memahami identitas nasional dan masalah yang terkait dengannya di Negara Indonesia.
Semarang, September 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas merupakan ciri-ciri khas
yang melekat pada sesuatu sehingga menunjukkan keunikannya serta membedakannya
dengan yang lain. Nasional berasal dari kata nation yang memiliki arti bangsa,
menunjukkan kesatuan komunitas yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta
ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan identitas nasional adalah
ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
membedakannya dengan bangsa lain. Dengan
ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup
dan kehidupannya.
Indonesia adalah negara besar dengan
pulau terbanyak di dunia (17.504), lebih dari 300 suku bangsa, serta tidak
kurang dari 200 bahasa daerah dengan 67 bahasa induk. Bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang plural dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
adalah pemersatu bangsa kita.
Dalam penyusunan makalah kami
bertujuan agar kita masyarakat Indonesia lebih memahami identitas nasional
suatu bangsa.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian
Identitas Nasional
Identitas merupakan ciri-ciri khas
yang melekat pada sesuatu sehingga menunjukkan keunikannya serta membedakannya
dengan yang lain. Nasional berasal dari kata nation yang memiliki arti bangsa, menunjukkan
kesatuan komunitas yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi
bersama. Jadi, yang dimaksud dengan identitas nasional adalah ciri-ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu
bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
Menurut terminologi antropologi, identitas
adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi
sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara
sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu
semata, tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Adapun kata nasional merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, maupun
nonfisik, seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok
inilah yang disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional
yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi
atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Dapat dikatakan bahwa hakikat
Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan
kehidupan dalam arti luas. Misalnya, dalam aturan perundang-undangan atau
hukum, sistem pemerintahan yang diharapkan, serta dalam nilai-nilai etik dan
moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran
nasional maupun internasional, dan sebagainya.
2.2 Unsur-unsur
Identitas Nasional
Identitas Nasional Indonesia merujuk
pada suatu bangsa yang majemuk. Identitas Nasional merupakan gabungan dari unsur-unsur
pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan,dan bahasa.
1.
Suku Bangsa adalah golongan sosial yang khusus
yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan
umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2.
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa
Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau
model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Bahasa: merupakan unsur pendukung
identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang
secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
2.3 Keterkaitan Globalisasi dengan
Identitas Nasional
Globalisasi diartikan sebagai suatu
era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan kehidupan dunia akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga
interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era
Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser
nilai-nilai yang telah ada.
Nilai-nilai tersebut, ada yang
bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman,
tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi
dan berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan
antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas
wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang
semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling
mempengaruhi di antara budaya masing-masing.
2.4 Pengaruh Budaya Pop Korea Terhadap Budaya Indonesia
Berkembangnya budaya pop Korea (Hallyu)
di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia menunjukkan adanya transformasi budaya asing ke negara lain.
Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia dibuktikan dengan munculnya “Asian
Fans Club” (AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita dunia hiburan
Korea.
Dalam konsepsi budaya, budaya populer yang dibawa Korea berada dalam
dimensi konkret yang terwujud dalam artifak-artifak budaya seperti lagu, drama,
film, musik, program televisi, makanan, dan bahasa. Sedangkan dimensi abstrak
yang berupa nilai, norma, kepercayaan, tradisi, makna, terkandung secara tidak
langsung dalam artifak budaya tersebut. Berkaitan dengan Asian Fans Club,
budaya pop Korea yang diterima kelompok penggemar di Indonesia masih terbatas
pada dimensi konkret, yaitu penerimaan terhadap musik, film, drama, dan
artis-artis Korea.
Dengan demikian, berkembangnya budaya pop Korea (Korean Wave) di Indonesia
merupakan perwujudan globalisasi dalam dimensi komunikasi dan budaya.
Globalisasi dalam dimensi ini terjadi karena adanya proses mengkreasikan,
menggandakan, menekankan, dan mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan
informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini adalah dunia hiburan Korea.
Kebergantungan ini masih dalam dimensi konkrit. Meskipun demikian, jika korean wave ini tidak disertai dengan
apresiasi terhadap kebudayaan nasional, maka dikhawatirkan ekstensi kebudayaan
nasional bergeser nilainya menjadi budaya marginal (pinggiran). Apalagi
prosentase terbesar penerima korean wave di
Indonesia adalah remaja. Padahal, remaja merupakan tonggak pembangunan
nasional. Jika remaja sekarang sudah tidak mengenal kebudayaannya sendiri, maka
kebudayaan nasional dapat mengalami kepunahan dan berganti dengan kebudayaan
baru yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kepribadian nenek moyang negara kita.
Maka perlu suatu aktualisasi budaya Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dampak negatif yang muncul akibat
dari korean wave agar kebudayaan asli
Indonesia masih memiliki nilai budaya yang tinggi di mata masyarakat Indonesia.
Analisis kasus :
Pengaruh budaya yang sedang dialami masyarakat indonesia
akibat masuknya budaya luar, khususnya budaya korea yang masuk ke negara kita
melalui musik dan drama film korea, mengakibatkan masyarakat indonesia mulai
terpengaruh dan meniru gaya, nilai-nilai, serta norma yang terdapat di dalam
budaya korea tersebut. Budaya korea yang masuk ke Indonesia mengakibatkan
budaya dalam negeri menjadi luntur dan mulai terlupakan, sehingga lama-kelaman
budaya kita akan menjadi budaya pinggiran (sampingan). Apabila hal ini tidak segera
di tindak lanjuti oleh pemerintah akan
mengakibatkan lunturnya identitas nasional negara kita.
Menurut Analisis kami, faktor – faktor penyebab budaya asing masuk ke Indonesia :
Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia, dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan seleksi
khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk ke
Indonesia. Seperti masih banyaknya gambar serta video porno yang didatangkan
dari luar.
Lifestyle, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle
orang-orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex
bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita
sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini digunakan kepada pasangan yang bukan
muhrimnya tetapi tinggal
seatap tetapi tidak ada tali pernikahan. Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa
norma yakni norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang
diberikan bagi yang melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan
sekitarnya. Orang-orang yang melakukan “kumpul kebo” atau tinggal serumah tanpa
ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh warga sekitar. Sanksi
yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan karena bisa-bisa
akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
Tekhologi, seperti sempat kita bahas diatas
bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah dapat mempermudah arus budaya asinya
negatif yang masuk. Seperti Internet sekarang ini internet banyak
disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti pengaruh budaya asing mempengaruhi budaya Indonesia, adanya kesempatan melakukan hal penipuan, dll.
·
Cara
Mengantisipasi Budaya Asing Negatif Yang Masuk Ke Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri
bangsa yang tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena
pengaruh-pengaruh negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan mental
generasi penerus bangsa kita. Ada beberapa tindakan antisipasi yang perlu
dilakukan oleh generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif
diantaranya :
Bersikap kritis dan
teliti, sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap
hal-hal yang baru didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah
hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi kita. Bersikaplah kritis
terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang berkompeten
dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa sesuai dengan iklim indonesia
dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Perluas ilmu pengetahuan (IPTEK), sebelum budaya asing itu masuk
sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi- inovasi yang masuk itu secara
jelas dan rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya,
seperti situs jaringan facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan
masyarakat, dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali
silaturahmi yang telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang
menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci maki dan hina dina. Jika kita
mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri adalah untuk menjalin tali
silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat yang
tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsinya.
Tanamkan “Aku Cinta Indonesia”, maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek
moyang kita adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi diri
kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa
arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang negatif.
Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan, seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang
bisa mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan mengganggu kita kedalam
jurang kenistaan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila
sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong
umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik.
Tindak lanjut dari pemerintah, pemerintah sebagai tonggak
utama dari sebuah negara maka pemerintah harus segera di tindak lanjuti oleh pemerintah akan mengakibatkan lunturnya identitas nasional
negara kita, sehingga dari sekarang perlu dilakukan sosialisasi berupa
aktualisasi budaya Indonesia kepada para masyarakat indonesia kususnya kepada
remaja-remaja supaya tidak terlalu terpengaruh dan meniru budaya asing yang
mulai masuk ke negara kita, serta menanamkan sikap untuk tetap menjaga dan
melestarikan budaya dalam negri sendiri, dengan itu budaya dalam negeri akan
tetap lestari. Karena budaya merupakan unsur
dari identitas nasional suatu bangsa.
BAB III
KESIMPULAN
Identitas
nasional adalah ciri-ciri khas yang melekat pada suatu bangsa yang membedakan
suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Budaya merupakan salah satu unsur dari
identitas nasional. Masuknya budaya Korea
melalui dunia hiburan menyebabkan budaya indonesia menjadi budaya
pinggiran (sampingan). Sehingga perlu penanganan terhadap masalah ini contohnya
dengan aktualisasi terhadap budaya Indonesia sendiri sehingga menjadi lebih
menarik terutama bagi remaja yang merupakan tonggak pembanguna nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Azra,
Azyumardi. “Rejuvenasi Pancasila di Tengah Arus Globalisasi”. Dalam Tri
Sutrisno, 2006.
Jakarta:Yayasan Taman Pustaka.
Sugiato. 1991. Indentitas dan Hakikat Bangsa kita, Jakarta.
Smith,
Anthony D, 2003, NaSionalisme,Teori
Ideologi,Sejarah, Jakarta: Penerbit Erlangga.
1 komentar:
makasih infonya...^^
Posting Komentar